Korea Utara (Korut) tertarik belajar dari Indonesia dalam menarik investasi asing. Selama ini, negara komunis yang sejak lama dililit krisis ekonomi ini terkenal sangat tertutup bagi pemodal mancanegara.
"Selama ini Korut relatif tertutup. Jadi, mereka ingin mengetahui proses dan tahapan seandainya membuka investasi," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Marty Natalegawa, usai bertemu Menlu Korut, Pak Ui Chun, di Bali, Rabu 24 Mei 2011.
Menurut Marty, hubungan Indonesia dan Korut selama ini sudah sangat erat dan bersahabat karena dilatarbelakangi sejarah yang cukup panjang. Dengan kondisi tersebut, pemerintah Korut berharap kedekatan kedua negara di bidang politik dapat dikembangkan lebih luas pada sektor perekonomian.
Menanggapi permintaan itu, Marty mengaku Indonesia masih harus mempelajari dan memahami terlebih dahulu perekonomian yang dijalankan oleh Korut. Lagipula, menurut catatan VIVAnews, Korut dalam beberapa tahun terakhir terjerat embargo ekonomi dan perdagangan dari negara-negara Barat, sehingga sulit untuk tumbuh dari investasi asing.
Selain membahas persoalan ekonomi, pertemuan kedua menteri yang berlangsung sekitar setengah jam itu juga membahas posisi kedua negara dalam Gerakan Non Blok (GNB). Marty menjelaskan, kedua pihak sepaham untuk memastikan Gerakan Non Blok dalam 50 tahun ke depan tetap bisa memberi kontribusi nyata pada masalah internasional. "Tantangan abad 21 tentu beda dengan 50 tahun lalu," kata Marty.
Kontribusi nyata itu salah satunya berkaitan dengan penciptaan perdamaian di Semenanjung Korea. "Kita juga membahas perkembangan di Semenanjung Korea sebagai perkembangan di kawasan Asia Timur. Sebagai Ketua ASEAN, Indonesia tetap ingin kawasan Asia Timur tetap damai dan stabil," sebutnya.
Sebagai Ketua ASEAN juga, lanjut Marty, Indonesia juga diundang untuk mengunjungi Korut guna memperoleh informasi utuh perihal kondisi di negara tersebut.
source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar