Pemerintah Surplus Rp5,7 T di Q1 APBN 2011


Headline
Sepanjang kuartal I APBN 2011, pemerintah mencatat surplus sebesar Rp5,7 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dibanding periode sama 2010.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawaty memaparkan, realisasi penerimaan negara dan hibah pada kuartal I ini mencapai 19,3% dari target tahunan atau sebesar Rp213,8 triliun. "Penerimaan negara tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Tahun ini 19,3 persen atau Rp213,8 triliun, tahun lalu hanya 17,6 persen atau Rp175 triliun," ujarnya dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (14/4).

Ia melanjutkan, realisasi penerimaan terbesar berasal dari pajak perdagangan internasional yaitu mencapai 56,6% dari target atau senilai Rp13 triliun. Jumlah tersebut meningkat pesat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 22,4% atau Rp5,1 triliun. "Hal ini disebabkan karena harga ICP yang tinggi," ujarnya.

Sementara penerimaan pajak dalam negeri sebesar 19% atau senilai Rp157,3 triliun. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan periode sama tahun lalu, yaitu 19,5% dari target tahun 2010 atau sebesar Rp140,6 triliun. Dengan demikian total penerimaan perpajakan sebesar 20 persen dari target Rp850,3 triliun atau sebesar Rp170,3 triliun.

Untuk belanja negara baru terealisasi 16,9 persen dari target Rp1.229,6 triliun atau Rp208 triliun. Hal ini lebih tinggi, Belanja pemerintah pusat terealisasi 13,8% atau sebesar Rp115,4 triliun, sedangkan transfer daerah terealisasi 23,6% atau Rp92,6 triliun.

Dengan demikian, ia menyatakan bahwa terdapat surplus Rp5,7 triliun. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang surplusnya sebesar Rp18,2 triliun.

Untuk pembiayaan teralisasi Rp34,5 tiliun dengan pembiayaan dalam negeri sebesar Rp39,3 triliun dan pembiayaan melalui utang luar negeri sebesar Rp4,9 triliun.

Selain realisasi APBN 2011, realisasi inflasi pada kuartal I 2011 sudah mencapai 6,48 persen (yoy), nilai tukar rupiah sebesar Rp8.904, harga minyak sudah mencapai US$104,5 per barel, dan lifting minyak sebesar 906 ribu barel per hari (bph).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar