MPPA Masih Cukup Atraktif

Jakarta – Saham PT Matahari Putra Prima (MPPA) hingga akhir perdagangan Senin (15/2) masih berpeluang menguat. Selain tergolong likuid, kenaikan emiten ini juga didukung penjualan anak usahanya.

Hal ini diungkapkan Arga Paradita Sutiono, research analyst Asia Kapitalindo Securities. Menurutnya, penjualan 90,76% saham PT Matahari Department Store (LPPF) kepada Meadow Asia Company Ltd masih mampu memberi sentimen positif pada MPPA hingga akhir sesi.

“Meskipun ada kecurigaan melesatnya saham ini akibat adanya insider trading tapi MPPA masih berpotensi menguat hari ini,” di Jakarta, Senin (15/2).

Seperti diketahui, MPPA baru-baru ini melepas 90,76% saham LPPF senilai Rp 7,16 triliun. Dari total penjualan ini, MPPA hanya akan mengantongi uang tunai senilai Rp 5,28 triliun. Sisanya, akan berbentuk kepemilikan saham Meadow sebanyak 20% saham.

Selain itu, MPPA punya opsi dalam bentuk waran untuk menambah kepemilikan 7,5% saham. Sehingga, MPPA bisa mengoleksi 27,5% saham Meadow. Sedangkan nilai transaksi sebesar Rp1 triliun dianggap sebagai pemberian pinjaman MPPA kepada pembeli LPPF, dalam hal ini PT Asri Agungpermai.

Namun, aksi korporasi ini terus berbuntut panjang. Pasalnya, saham MPPA sempat melesat akibat suntikan dana segar tersebut. Selain mencuatkan indikasi praktik insider trading, otoritas bursa pun mempertanyakan detil transaksi tersebut.

Arga pun menyarankan pelaku pasar untuk mencermati dampak penjualan LPPF dalam jangka pendek. Meskipun tetap merekomendasikan pembelian terhadap emiten berbasis ritel tersebut. Berdasarkan valuasi fundamental, target harga untuk MPPA dapat mencapai Rp1.650-1.880. “Bagi yang masih memegangnya bisa saja merealisasikan keuntungan dan kembali membeli di level rendah,” paparnya.

Di sisi lain, masih prospektifnya saham ini secara bisnis membuka peluang bagi kenaikan peritel milik Grup Lippo ini untuk jangka menengah panjang. Apalagi saham MPPA baru-baru ini mulai likuid, baik untuk naik maupun turun. Hal ini diperkirakan berlangsung setidaknya hingga akhir semester pertama 2010. “Terkait indikator ini, MPPA cukup menarik dan investor masih bisa hold," ujarnya.

Arga menuturkan, saham MPPA sebelumnya tidak likuid, terindikasi dari spread antara bid dan offer-nya jauh dan volatilitasnya rendah. Tapi, dalam beberapa bulan terakhir saham ini cukup aktif. Ia menilai, likuidnya saham ini, dari yang semula tidak terlalu aktif menjadi aktif, memiliki trigger-nya. “Hal ini menandakan beberapa aksi korporasi atau fundamental perseroan yang ter-expose, seperti penjualan LPPF,” paparnya.

Pada perdagangan Senin (15/2) sesi siang, saham MPPA terpantau turun Rp30 ke level Rp1.100. Padahal, akhir pekan lalu masih menguat Rp50 (2,24%) menjadi Rp2.275.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar