IHSG Kamis (6/5) diprediksikan masih akan melanjutkan koreksi. Buy on weakness (BoW) saham berkapitalisasi besar seperti PGAS, SMGR, INCO, ADRO dan ANTM. Analis Minna Padi Investama Alex Sudarto memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih akan melanjutkan koreksi. "Pelemahan masih berlangsung tapi sebagai reaksi anjloknya bursa dunia pada perdagangan kemarin," katanya kepada INILAH.COM, Rabu (5/5) petang. Pada perdagangan kemarin, IHSG anjlok cukup dalam. Meski volume perdagangan cukup tinggi, transaksi tidak maksimal karena lebih banyak aksi lepas saham. Apalagi ditambah kabar bahwa Menkeu Sri Mulyani akan mengundurkan diri, menyusul tawaran posisi sebagai Managing Director Bank Dunia. Alex mengkhawatirkan koreksi masih berlanjut hari ini, seiring banyaknya broker asing yang melakukan short sell untuk mengeruk keuntungan dengan marjin trading. Selain itu, price earning ratio (PER) bursa domestik memang sudah tinggi. Secara historis, bursa pada periode Mei hingga Juli memang memasuki masa koreksi. Sebab dividen biasanya sudah dibagikan dan laporan keuangan sudah keluar. "Tidak ada sentimen yang mendukung kenaikan," lanjutnya. Sementara analis pasar modal Edwin Sebayang menyarankan agar pasar berhati-hati dengan berita mundurnya Sri Mulyani. Sebab hot money yang ada di Tanah Air juga tertarik keluar, mengingat menkeu jadi jaminannya. Hal ini terlihat dari rupiah yang kembali ke level 9.100-an per dolar AS. "Hati-hati dengan perdagangan hari ini, tunggu koreksi berlanjut," katanya ketika dihubungi terpisah. Pada situasi seperti ini, Edwin merekomendasikan saham-saham berkapitalisasi besar. Seperti saham infrastruktur PT Gas Negara (PGAS) dan PY Semen Gresik (SMGR). Kemudian dari sektor pertambangan seperti PT Nickel Indonesia (INCO), PT Adaro Energy (ADRO) dan PT Aneka Tambang (ANTM). "Buy on weakness saham-saham tersebut," paparnya. Rekomendasi saham-saham tersebut masih terkait dengan pembagian dividen. Seperti INCO yang akan membagikan dividen besar setelah memposting keuntungan yang membaik. Demikian pula dengan ANTM yang meski laporan keuangan 2009-nya tidak terlalu baik, tapi ada kewajiban membagikan dividen minimal 50% sebagai perusahaan saham BUMN. Selain itu, valuasi saham-saham ini masih murah. Yakni di bawah IHSG yang mencapai 17 kali. "Nantikan saja pembagian devidennya," pungkas Edwin. Pada perdagangan Rabu (5/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 112,776 poin (3,81%) ke level 2.846,239. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat atraktif, dimana volume transaksi mencapai 13,304 miliar lembar saham, senilai Rp 7,774 triliun dan frekuensi 146.023 kali. Sebanyak 29 saham naik, 210 saham turun dan 30 saham stagnan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar