Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya merekomendasikan saham-saham pelat merah seperti PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Timah (TINS) dan PT Aneka Tambang (ANTM).
Menurutnya, selain berpotensi menguat didukung positifnya sentimen market dan kuatnya kondisi fundamental masing-masing, ketiga emiten ini menjanjikan return yang menguntungkan. “Untuk jangka menengah panjang, saham-saham ini sangat atraktif dan menarik,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (11/3).
Misalkan saja saham PT Telkom (TLKM) yang pembagian dividennya selalu menggembirakan. Menurutnya, saham halo-halo ini sudah menciptakan level support kuat di angka Rp8.500 dan Rp8.850 sebagai level resistance-nya. “Jika level resistance-nya tembus, TLKM akan terus meroket,” ulasnya.
Sedangkan ANTM sudah menciptakan support di level Rp2.025 dan Rp2.225 sebagai level resistance-nya. Begitu juga dengan TINS, yang berada di level support-resistance yang sama dengan ANTM. “Dalam jangka menengah-panjang, market akan terus bullish. ini momentum yangbaik untuk melakukan pembelian,” pungkasnya.
Senada dengan Purwoko Sartono, analis dari Panin Securities. Menurutnya, untuk jangka menengah, yaitu hingga enam bulan mendatang, investasi di saham-saham BUMN unggulan sangat menjanjikan. “Selain menjanjikan return, asing biasanya masuk ke saham-saham bluechips seperti ini,” ujarnya ketika dihubungi terpisah.
Selain TLKM, saham pilihan Purwoko adalah PT Bank Mandiri (BMRI), dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). Saham BUMN berkapitalisasi besar tersebut menjadi incaran investor beberapa hari terakhir. Ia pun menilai, meski saat ini pergerakannya tidak terlalu aktif, namun investor bisa mengakumulasi untuk jangka menengah panjang. “Saya rekomendasikan long term buy untuk ketiga saham tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, TLKM akan bergerak dalam kisaran support-resistance Rp8.600-8.900. Sedangkan PGAS berpeluang bergerak di kisaran support Rp3.800 dan resistance Rp4.000. “Untuk BMRI, dalam jangka pendek atau trading harian, berpotensi mengarah ke kevel resistance Rp4.750 dan Rp4.550 sebagai level support-nya,” paparnya.
Sementara itu, imbuh Purwoko, saham BUMN lain seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) masih memiliki ruang penguatan yang cukup signifikan. Namun sayang, volume transaksi BBRI cenderung menurun. “Karena itu, saham ini lebih baik di-hold terlebih dahulu,” paparnya.
Begitu juga dengan saham PT Perusahaan Tambang Bukit Asam (PTBA) dan PT Jasa Marga (JSMR) yang masih potensial menguat. “Tapi penguatan PTBA, JSMR, tidak akan sebesar BMRI, PGAS, dan TLKM yang memang menjadi perburuan utama invstor,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar