Pasar Cermati Potensi ‘Impeachment’ SBY

IHSG pekan ini diprediksikan fluktuatif cenderung melemah, seiring tipisnya transaksi. Pasar mencermati implikasi Paripurna Pansus Century yang potensial berbuah impeachment.

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan potensi fluktuatifnya pergerakan indeks pekan ini disebabkan sikap wait and see pasar yang memicu tipisnya transaksi. Hal ini seiring Sidang Paripurna yang mengagendakan pembahasan rekomendasi DPR atas hak angket Pansus Century 2-3 Mei pekan ini.

Menurutnya, para investor terutama asing menilai Pansus Hak Angket Century akan berujung pada pemakzulan (impeachment) Presiden SBY. “Karena itu, pekan ini indeks akan bergerak dalam kisaran support 2.500 dan 2.590 sebagai level resistance-nya,”.

Pada perdagangan Kamis (25/2), pekan lalu IHSG ditutup melemah 30,383 poin (1,18%) ke level 2.549,033. Indeks saham unggulan LQ45 juga turun 6,363 poin (1,27%) ke level 496,027.

Pasar saat ini bermain trading jangka pendek dengan sangat hati-hati. Itulah yang memicu nilai transaksi sangat tipis di pasar. “Sebab, Pansus berimplikasi bukan hanya pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Presiden Boediono, melainkan juga SBY,” tandasnya.

Namun, ia menilai dengan impeachment semua presiden takluk. Hal itu terjadi pada Presiden Habibie. Begitu juga dengan Presiden Soeharto yang baru sebulan dilantik kemudian menyerah setelah di-impeach. “Begitu pula yang terjadi dengan Gus Dur,” ujarnya.

Irwan menengarai kondisi politik saat ini dipengaruhi kuatnya faktor eksternal. Menurutnya,ada pressure dari luar atau asing terkait kasus Century ini supaya diungkap hingga tuntas. “Asing sudah bermain. Asing ingin pihak-pihak yang terlibat bertanggungjawab sehingga impeachment bukan hal yang mustahil,” paparnya.

Bahkan, lanjutnya, terbentuknya Pansus, merupakan buah dari desakan asing. Karena itu, prosesnya pun semuanya menjadi terbuka. Semua pelaku langsung dipermalukan dan beritanya sudah tidak bisa dikontrol lagi karena tidak ada kekuatan yang mampu untuk mengontrol. “Tekanan justru bukan dari politik dalam negeri,” imbuhnya.

Dia menegaskan, para politisi asing bermain kepentingan di Century. Di sisi lain ada juga tekanan dari investor asing. Hanya saja, tekanan politisi lebih kuat bermain melalui jaringan tertentu di dalam negeri. “Karena itu, pelaku pasar harus juga bisa membaca politik internasional,” tukasnya.

Apalagi, apabila dana-dana skandal Century itu terkuak dan ternyata masuk ke partai, dinilainya sangat bahaya. Sebab, Partai Demokrat sebagai partai penguasa bisa dibubarkan. Sampai saat ini masih banyak aliran-aliran dana misterius. “Karena itu, Partai Demokrat melakukan lobi. Tapi lobi sudah tidak laku lagi gini hari,” timpalnya.

Karena itu, sentimen regional dan harga minyak di level US$79 per barel tidak berpengaruh ke market. Dalam kondisi ini, Irwan menyarankan investor bermain jangka panjang di saham-saham sektor energi. Namun, apabila dana investor terbatas atau bermain margin, Irwan merekomendasikan pelaku pasar lebih baik wait and see.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bumi Resources (BUMI), PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Perusahaan Tambang Bukit Asam (PTBA), PT Aneka Tambang (ANTM), dan PT International Nickel Indonesia (INCO).

Saham-saham di sektor perkebunan juga mendapat rekomendasi positif seperti PT PP London Sumatera (LSIP), PT Astra Agro Lestari (AALI), PT Bakrie Sumatera Plantation (UNSP), dan PT Summarecon Agung (SMRA). “Saya rekomendasikan long term buy untuk saham-saham tersebut,” pungkasnya.

source : http://inilah.com/news/read/ekonomi/2010/03/01/372672/pasar-cermati-potensi-impeachment-sby/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar