BUMI Bakal Terus Menanjak ke Level Rp3.000

Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), pada perdagangan Kamis (18/2) diprediksikan menguat seiring kenaikan harga minyak mentah dunia ke level US$77 per barel. Rekomendasi ‘beli’ untuk BUMI.

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan, potensi penguatan saham BUMI hari ini seiring melambungnya kembali harga minyak mentah dunia dan batubara. Harga emas hitam itu kembali menanjak ke level US$77 per barel. Karena itu, batubara pun akan turut menguat.

Irwan memperkirakan harga minyak mentah dunia akan kembali ke level US$80-an per barel di akhir pekan ini. “Karena itu, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.500 dan Rp2.300 sebagai level support-nya,” katanya di Jakarta, Rabu (17/2) malam.

Pada perdagangan kemarin saham BUMI ditutup menguat Rp100 (4,03%) menjadi Rp2.425 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.325. Harga tertingginya mencapai Rp2.425 dan terendahnya Rp2.375. Volume transaksi mencapai 2,908 juta unit saham senilai Rp698,8 miliar dan frekuensi 6.992 kali.

Namun demikian, lanjut Irwan, penguatan harga minyak masih karena faktor spekulasi dan bukan demand yang riil. Sebab, jika melihat permintaan normal rata-rata dari 2000 hingga 2010 mencapai 1,3 juta barel per tahun. “Sedangkan sekarang, demand minyak masih di bawah 1 juta barel per tahun,” ujarnya.

Tapi, dengan faktor spekulatif pun harga minyak akan bergerak dalam kisarannya di level antara US$70 hingga US$85 per barel. “Artinya, minyak masih potensial menguat ke level di atas US$80 per barel,” timpalnya.

Aksi spekulasi mendapat dukungan dari tren pelemahan dolar AS terhadap mata uang kuat lainnya seperti mata uang gabungan negara-negara Eropa (euro) dan yen Jepang.

Pelemahan dolar AS dipicu beberapa data fundamental ekonomi yang dirilis di AS. “Dalam waktu dekat, The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya dari level sekarang 0-0,25%,” imbuhnya.

Di sisi lain, potensi penguatan BUMI juga mendapat topangan dari peluang positifnya sentimen market seiring kondusifnya pergerakan bursa regional. “Amerika rebound, Eropa, dan Asia juga rebound. Pasar domestik pun akan ikut naik,” tandasnya.

Pemicu penguatan indeks saat ini adalah saham-saham berkapitalisasi besar terutama saham-saham di sektor pertambangan minyak dan gas. Karena itu, indeks mendapat topangan kuat.

Sementara itu, dari sisi korporasi semuanya akan diabaikan pasar. Saham BUMI akan naik bersamaan dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Sebab, apapun sentimen korporasinya, pelaku pasar tetap hedging di minyak. “Karena itu, saham-saham pertambangan minyak dan gas akan menjadi perburuan investor,” ungkapnya.

Investor di sektor manufaktur melakukan hedging di saham sektor tambang. Sebagian besar dari mereka lebih memilih saham komoditas. Sebab, hedging di pasar berjangka komoditas agak lambat dari sisi waktunya.

“Apabila harga minyak melambung tinggi, mereka cepat-cepat membeli saham komoditas termasuk BUMI,” tuturnya. Irwan menargetkan BUMI di level Rp3.000 hingga akhir kuartal pertama 2010. “Saya rekomendasikan beli untuk BUMI,” pungkasnya.

source :http://inilah.com/news/read/ekonomi/2010/02/18/351931/bumi-bakal-terus-menanjak-ke-level-rp3000/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar